Tidak..tidak. saya tidak akan banyak bicara tentang islam dalam
tulisan ini. Anda jangan tertipu dgn judul yg aku buat. Pemahamanku
tentang Islam tidaklah sedalam pemahaman ustadz. Tidak setinggi para
sufi, tidak pula seluas alim 'ulama. Yg ingin kubahas dalam tulisan ini
adalah "aku" dan "kamu", iya...kamu.
Jika aku mengaku
bahwa aku adalah muslim, kmudian kamu juga mengaku sbg muslim..apkah itu
akan membuat kita sama dan sejalan? Aku berharap kamu dapat sejalan
denganku. Dan kamu juga berharap aku dapat sejalan denganmu. Ya, itu
harapan yg mulia. Tapi, faktanya justru harapan itulah yg membuat aku
dan kamu tidak sejalan, tidak sepaham dan tidak sependapat.
Awalnya
kita mempunyai niat yg "sama", yaitu agar kita sependapat. Namun
akhirnya harapan itu berujung bualan belaka, karena kita sama-sama ingin
agar "aku sama denganmu" padahal aku adalah aku, dan kamu adalah kamu:
dua eksistensi yg berbeda.
Ah, trlalu mbulet ya?
Padahal aku hanya ingin mengucapkan bhwa jika semua sama, tidak ada yg
namanya bersama. Jika hanya satu, tidak ada yg namanya bersatu. Jika
kita ingin ada kebersamaan dan persatuan, maka syarat yg harus kita
lihat sebelumnya adalah, perbedaan. Perbedaan itulah satu2nya hal yg
dapat kita ajak utk "bersama".
Jadi, aku harus melihat kamu sbg kamu. Lalu kamu harus melihat aku sbg aku. Agar kita bisa berjabat tangan.
Jika
aku hanya melihat aku dlm segala hal, menafikkan adanya kamu dan semua
yg selain-aku. Dan kamu pun hanya melihat kamu dalam segala hal,
mengingkari orang lain yg berbeda dengan kamu. Sehingga kita hanya ingin
ada "aku" atau ada "kamu" saja: egois di dunia ini. Percayalah, kita
akan menjadi orang tolol yg menjabat tangan sendiri, berusaha mencium
pipi sendiri, dan tersenyum pada diri sendiri.
Aduh,
masih mbulet ya? Padahal aku hanya ingin mengatakan bahwa jika di dunia
ini hanya ada "aku" saja, atau hanya ada "kamu" saja, lalu dgn siapa kau
akan berjabat tangan? Makanya, jgn coba2 berharap agar semua orang di
dunia ini menjadi "aku" saja, menjadi satu saja: b e r b a h a y a.
Tuhan saja ogah menjadikan manusia ini satu paham saja,kan?
Nah,
sekarang bayangkan jika aku ini islam nusantara, dan kamu ini islam
arab. Yah, kita berasal dari spesies yg sama- masih ada islam-nya,sih.
Tapi kok kita punya nama belakang yg membuat kita terlihat seperti
sub-spesies yg berbeda? Ada yg aneh? Ada yg tidak wajar? Ah biasa saja
lah...
Kalo kita belajar biologi, kita akan dapati
misalnya nama harimau sumatera, ada harimau benggala (india), ada pula
harimau afrika. Lah, sama2 harimau kok punya nama belakang? Ya iyalah.
Karena harimau itu mengalami transformasi (maaf, kata evolusi sudah
terlanjur "dikafiri") agar bisa beradaptasi dgn lingkungan. Beda
lingkungan, beda pola adaptasi---hingga akhirnya, taraa....muncullah
upaspesies (upajenis) yg berbeda-beda, terpisah dari spesies utama
karena pengaruh geografi.
Transformasi ini...halah
Evolusi ini! Terjadi pada setiap makhluk yg ada di dunia. Hewan,
tumbuhan, manusia, bahkan batu akik juga mengalami adaptasi dan
terbentuk oleh lingkungannya. Membuatnya berbeda-beda, penuh warna yg
tercipta sbg akibat dari hukum alam. Btw..batu akik yg beraneka rupa
saja membuat kita terpesona, masak manusia yg beraneka warna enggak?
Lihatlah..dari
nabi Adam terturun upajenis manusia. Ada yg hitam,putih,coklat, belang
(panuan). Bukankah perubahan yg menimbulkan perbedaan itu mempesona?
Jangan ingkari bahwa perubahan dan adaptasi adalah proses alam. Jika
tidak menerima hal ini, apa kamu pikir kamu Tuhan yg tidak terkena
dampak hukum alam, selalu benar, dan tidak perlu adaptasi? Hush!!!
Nilai-nilai
islam yg suci diturunkan di padang Arab, merasuk ke dalam jiwa para
manusia. Manusia itu bagian dari dunia, bohong jika tidak mengalami
hukum alam yg berlaku di dunia.
Maka, tidak perlu marah2,
buang-buang emosi, menebar caci, jika ada istilah-istilah upaspesies
islam. Santai saja, anggap sebagai bahan kajian baru penambah ilmu. Toh
Alloh sang penjaga, punya cara sendiri dalam menjaga Islam dan kitabul
karimnya?
Jika kita tidak mau melihat pola-pola
sunnatulloh ini secara santai dan penuh takjub, kita tidak akan berjabat
tangan..hanya akan saling memotong tangan. Tidak akan bertukar
ilmu..hanya akan berlempar bom--meledak seperti meteor yg memusnahkan
spesies dinosaurus sampai punah. Lalu, jika Tuhan bertanya: kuberi
kalian agama agar selamat dunia akhirat, kok malah punah??
Apa akan kita jawab? saling tunjuk lagi di hadapan Tuhan? aish!
Sumber Gambar: lightbox-core-net.blogspot.com