Minggu, 03 Mei 2015
5 Cara Hidup Tanpa Uang
Untuk kebutuhan “hidup” sebenarnya semuanya gratis. Namun gaya hiduplah yang membuatnya mahal.
Dalam dunia yang serba modern ini, manusia seakan tidak bisa dilepaskan dengan kegiatan ekonomi. Semuanya harus melewati transaksi jual beli. Sehingga uang menjadi barang yang sangat penting. Semuanya bisa dianggap beres jika ada uang. Segalanya dianggap memerlukan uang. Uang memang membuat banyak hal menjadi praktis. Namun, tidak bisa dipungkiri bahwa uang akhirnya juga menimbulkan banyak masalah sosial. Gaya hidup glamour dan konsumtif membuat banyak orang khilaf, melakukan perbuatan jahat hanya untuk mendapatkan uang.
Maka dari itu, jika kita ingin kembali hidup damai dan terhindar dari masalah yang ditimbulkan uang, kita bisa mencoba beberapa cara hidup tapa uang. Antara lain.
Pertama: Mulailah menanam.
Segala bahan pangan manusia itu sebenarnya tumbuh dari tanah yang terhampar di bumi. Bukan tumbuh di etalase-etalase supermarket. Kita bisa memulai dengan menanam bahan pangan di lahan yang kita punyai. Saat ini sudah banyak metode tanam ubi, padi, sayur, dan lain sebagainya dengan media Pot atau polybag. Jika kita konsisten menanam sendiri bahan makanan kita, maka kita tidak perlu membeli lagi.
Kedua: Mulailah mendaur ulang.
Betapa banyak bahan layak pakai yang terbuang sia-sia? Baju, barang elektronik, sampah plastik, semuanya terbuang sia-sia jika kita hanya menuruti nafsu konsumtif atau nafsu membeli. Padahal saat ini sudah ada begitu banyak metode untuk memanfaatkan bahan bekas agar menjadi barang berguna dan layak pakai. Kita harus mulai mendaur ulang sampah untuk kepentingan kita, agar kita tidak selalu membeli dan membeli.
Ketiga: Mulailah berolah raga.
Bersepeda atau berjalan kaki adalah gaya hidup sehat yang tidak memerlukan uang transportasi (bahan bakar minyak). Tuhan telah memberikan alat transportasi kepada manusia berupa kaki dan tenaga secara gratis. Ini seharusnya kita manfaatkan untuk kesehatan kita. Saat ini sudah ada komunitas bike to work yang tidak memerlukan bahan bakar minyak untuk mobil atau ongkos untuk berangkat kerja. Hal ini patut kita tiru, agar kita menjadi sehat dan tentunya hemat.
Keempat: Mulailah melirik energy alternatif.
Saat ini, listrik bisa kita dapatkan dari cahaya matahari. Gas bisa kita dapatkan dari bio gas, kotoran yang diubah menjadi gas. Untuk ini, kita memang butuh modal awal. Tapi selanjutnya kita tidak perlu repot-repot membayar tagihan bulanan bukan?
Kelima: mulailah bersyukur.
Untuk kebutuhan “hidup” sebenarnya semuanya diberikan gratis oleh Tuhan. tapi, “gaya hidup” kitalah yang membuatnya menjadi mahal. Mari kita mulai bersikap bijak, dengan tidak bersikap konsumtif dan glamour. Mensyukuri apa yang sudah diberikan kepada kita untuk hidup.
Gambar: esabong.com
Sabtu, 02 Mei 2015
Hasil Menanam Padi dalam Pot
Kita semua pasti sudah kenal dengan tanaman padi. Tanaman yang
menjadi bahan makanan pokok di negara kita. Saat ini padi di tanam hampir di
semua lahan pertanian di wilayah Indonesia. Namun semakin hari jumlah lahan pertanian
semakin berkurang akibat pembangunan. Hal ini menuntut kita untuk berpikir
kreatif dalam menyikapi masalah ini. salah satunya dengan memanfaatkan area di
sekitar rumah kita.
Tanaman yang biasa ditanam di area rumah adalah tanaman hias
seperti bunga. Padahal, tanaman pangan seperti padi juga mempunyai potensi
untuk tumbuh subur dalam pot atau polybag. Cara penanamannya adalah sebagai berikut:
- Memilih benih padi yang unggul. Cara memilihnya adalah dengan mencampur air dengan garam secukupnya, lalu rendam benih padi. Padi yang mengapung tandanya benih itu kurang bagus. Maka pilihlah benih padi yang tenggelam di dasar wadah.
- Setelah anda mengambil benih padi yang tenggelam, lalu pindahkan dan rendamlah dalam air tawar selama satu hari untuk melunakkan kulit padi yang keras serta untuk merangsang pertumbuhan akar.
- Buat wadah penyemaian benih. Bisa terbuat dari besek bambu, atau yang lainnya. kemudian masukkan tanah dan kompos dengan perbandingan 1 tanah : 2 kompos. (jika tanahnya satu genggam berarti komposnya dua genggam) lalu Aduk sampai rata.
- Campurkan air dengan mol dengan perbandingan 15 air : 1 mol (jika airnya 15 tutup botol, maka MOL nya 1 tutup botol). Lalu siramkan pada wadah penyemaia benih yang sudah terisi tanah dan kompos tadi.
- Taburkan benih yang sudah di rendam ke wadah penyemaian ini secara merata. Ingat, biarkan benih di permukaan saja. Tidak perlu ditimbun. Tunggu 6-7 hari sampai benih itu menjadi bibit padi dengan dua daun lembar kecil.
- Siapkan pot, polybag atau ember bekas, lalu isi dengan campuran tanah dan kompos lalu siram dengan air dan mol seperti langkah membuat wadah di atas. Siram secukupnya sampai tanah menjadi becek saja, jangan sampai ada air yang menggenang.
- Cabut bibit padi dari wadah penyemaian (cukup 1 atau dua helai bibit!), lalu pindahkan ke dalam pot. Ingat, satu pot cukup ditanamai satu atau dua helai bibit saja!
- Rawat padi yang sudah ada dalam pot atau polybag. Setiap tiga hari sekali siram dengan air yang sudah dicampur dengan mol. Sedikit beri adukan ke tanah agar udara bisa masuk. Cabut rumput atau tanaman lain yang tumbuh di dalam pot karena bisa mengganggu pertumbuhan padi.
- Setelah 3-4 bulan padi yang semula hanya dua helai itu bisa beranak menjadi puluhan helai. Dan siap dipanen bila sudah berwarna kuning.
Bagaimana hasilnya? Dari satu pot itu bisa menghasilkan kisaran 1
ons gabah kering panen (GPK) (tergantung juga dengan jenis bibit padi).
Jika dalam jarak 1 meter persegi mampu menampung 10 pot, maka 1
meter persegi mampu menghasilkan kurang lebih 1 kg gabah kering. Lumayan bukan?
:D
Referensi: clearwaste.blogspot.com (uji coba Bapak Sobirin)
Buku ketrampilan tepat guna
menuju wirausaha mandiri, Pramindo, Surakarta.
Gambar: Abahcheppy.wordpress.com
Langganan:
Postingan (Atom)