Apakah yang
paling mencolok di dunia ini? Jika anda menjawab makanan , berarti anda
hanyalah orang yang sedang lapar. Jika anda menjawab pakaian bagus, mungkin
anda sedang telanjang. Jika anda menjawab air, mungkin anda hanyalah orang yang
sedang kehausan. Jika kita mengamati dunia secara luas, kita akan mendapati
bahwa yang paling mencolok adalah “pertentangan” yang menjadi sumber gerak
dunia. Begitu kata Heraclitus.
Ya, kali ini
kita akan membahas seorang manusia yang mencoba merenungi hakikat dunia ini
tidak sebatas pada “kebutuhan” badaniahnya saja, tetapi secara luas dalam ragka
menyibak misteri dunia ini dengan akal sehat. Namanya adalah Heraclitus.
Heraclitus
hidup pada tahun 540-480 SM, dia lahir di Ephesos sebuah kota kecil di Yunani
kuno. Wilayah itu sekarang menjadi kota Efesos di pesisir barat asia kecil
provinsi Izmir, Turki. Hidup pada masa ribuan tahun lalu yang dipenuhi dengan
mitos-mitos tentang dewa da makhluk-makhluk ghain penguasa dunia tidak
menghalangi Heraclitus untuk berpikir rasional. Dia melakukan pengamatan dan
penelitian meski tanpa peralatan canggih. Satu-satunya yang dia miliki adalah
akal yang cerdas.
Yang begitu
menarik perhatiannya akan dunia adalah Perubahan. Dia melihat dunia ini berubah
secara terus-menerus. Tidak ada yang tetap di dunia ini. Segala sesuatu terus
mengalir. Bergerak dan berubah sepanjang waktu. Oleh karena itu, “kita tidak
bisa melangkah dua kali ke dalam sungai yang sama”. Kalau kita melangkah ke dalam
sungai untuk kedua kalinya, sungai atau langkah kita sudah berubah.
Heraclitus
kemudian mencirikan bahwa segala gerak di dunia ini terjadi karena adanya
kebalikan atau pertentangan. Air mengalir karena adanya perbedaan ketinggian.
Api menyala karena adanya gesekan.
Dalam hal
kemanusiaan pun begitu. Jika kita tidak pernah sakit, kita tidak akan tahu
nimatnya sehat. Obat ada karena ada penyakit. Jika kita tidak pernah mengalami
peperangan, kita tidak dapat merasakan nikmatnya kedamaian. Dan jika tidak ada
musim salju, kita juga tidak akan mengetahui musm semi.
Yang baik
ataupun yang buruk, yang tinggi maupun yang rendah, semuanya mempunyai tempat
dan peran dalam ragka menciptakan dan menggerakkan dunia ini secara teratur.
Tanpa adanya perbedaan dan pertentangan, dunia ini tidak akan pernah ada,
demikian keyakinan Heraclitus.
Maka “Tuhan
adalah siang dan malam, musim salju dan musim semi, gelap dan terang, lapar dan
kenyang, perang dan kedamaian,” begitu dia berujar.
“Tuhan” yang
dia maksud tentunya bukan dewa-dewa dalam mitos yang berkembang pada masanya.
Bagi Heraclitus, Tuhan atau Dewa adalah sesuatu yang mencakup seluruh dunia.
“Sesungguhnya, Tuhan itu terlihat sangat jelas karena dia hadir di dunia ini.
Dan aku melihatnya menggerakka dunia ini dengan setiap perbedaan dan
pertentangan alam yang terus menerus,” katanya.
Selanjutnya
Heraclitus juga meyakini akan adanya “akal universal” yang menuntun perjalanan
dunia ini sehingga geraknya begitu teratur. Akal universal ini ada, hadir, dan
merasuk ke dalam diri kita semua dan seluruh alam. Hal ini mengantarkannya
kepada keyakinan selanjutnya, yaitu bahwa segala perubahan yang terjadi secara
terus menerus ini membuatnya melihat suatu entitas atau kesatuan yang merupakan
sumber dari segala sesuatu. Sumber ini dimaknainya sebagai Tuhan, yang dia
sebut dengan nama Logos.
~Sandal Njepit
Tidak ada komentar:
Posting Komentar